Kota Patria Blitar sebagai Potensi Wisata Bersejarah

Blitar kota Patria, itulah julukan kota di Jawa Timur ini. Banyak orang bertanya tanya apakah arti 'Patria' itu. Bahkan orang Blitar pun juga belum tentu tahu makna kata tersebut. Berawal dari sejarah pahlawan yang telah rela berkorban demi bangsa dan negaranya karena tidak ingin dijajah. Sifat itu disebut 'Patriotisme' yang berarti cinta tanah air. Patriotisme itu sendiri adalah gabungan dari dua kata, yaitu 'patra' dan 'isme'. Patria berarti bangsa atau tanah air dan isme berarti ajaran, semangat, atau dorongan. Dengan kalimat lain, Blitar memiliki sebutan 'Blitar Kota Tanah Air'. Hal ini dikarenakan di kota patrialah sang pahlawan proklamator dimakamkan, yaitu Bung Karno.

Pesona Kota Patria atau orang lebih mengenalnya sebagai kota Blitar. Selain terkenal dengan wisata sejarah tentang makam Presiden Republik Indonesia yang pertama, Kota Blitar juga memiliki pesona tersendiri dibidang wisata alam nya, yang terbilang cukup mistis. Berbagai macam misteri dan juga sejarah di Kota Blitar menjadi sorotan publik untuk lebih mengenal lebih dekat apa yang ada di Kota Blitar, Jawa Timur.

Istana Gebang



Istana Gebang atau dalam bahasa jawa nya disebut dengan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Rumah ini beralamat di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar yang berdekatan dengan makam Bung Karno. Rumah tersebut sebenarnya adalah milik bapak Poegoeh Wardoyo, yaitu suami dari Sukarmini, kakak kandung Bung Karno.
Pintu masuk Istana Gebang. Semua pengunjung diharuskan untuk melepas alas kaki, untuk menjaga kehormatan dan kebersihan Istana Gebang.
Ruang Tamu bagian depan, terdapat berbagai macam lukisan, termasuk lukisan Bung Karno. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk duduk di tempat duduk yang ada di Istana Gebang.
Ruang Tamu yang luas dan dipenuhi dengan foto-foto. Dahulu kala tempat ini dijadikan tempat untuk menerima tamu orang tua Bung Karno dan juga tamu Bung Karno yang sedang berkunjung
Istana Gebang juga menyimpan sejarah lain dari rumah orang tua Bung Karno, seperti foto keluarga yang tersusun rapi di dalam rak kayu, alat musik gamelan, dan juga mobil tua Mercedes Benz RI 1 yang dulu digunakan oleh Bung Karno.

Perpustakaan Bung Karno


Perpustakaan Bung Karno di resmikan pada tanggal 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati Soekarno Putri. Pembangunan Perpustakaan ini bertujuan agar menjadi kekayaan intelektual dan juga menjadi aset negara yang di sejajarkan dengan pemikiran ahli dan ideologi yang berkembang di dunia, sehingga bisa dipahami oleh semua masyarakat. Patung Bung Karno yang ada di dalam perpustakaan juga mempunyai cerita tersendiri, menurut salah satu penjaga di perpustakaan ini, dahulu kala patung Bung Karno sering dijadikan media untuk persugihan, banyak orang pada jaman dahulu mempercayai patung Bung Karno dapat melancarkan rejeki dengan melakukan sebuah ritual, karena Bung Karno pada masa nya terbilang kaya. Namun pada jaman sekarang, patung Bung Karno sudah dilindungi dengan adanya pagar pembatas, hal ini bertujuan agar pengujung tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan seperti merusak, atau bahkan melakukan ritual-ritual yang di anggap kurang baik.



Sisi lain Perpustakaan Bung Karno, terdapat kolam yang berujung pada Makan Bung Karno.
Makam Bung Karno


Wafatnya Bung Karno pada 21 Juni 1970 menjadi salah satu duka terberat bagi bangsa Indonesia, dimana bangsa ini ditinggalkan oleh seorang proklamator nya, yang juga menjadi satu orang yang disegani, tidak hanya di indonesia, tetapi juga di dunia. Blitar merupakan kota yang menjadi tempat peristirahatan Bung Karno untuk terakhir kalinya.

Beberapa orang melakukan ziarah ke makam Bung Karno, dan juga terdapat makam kedua orang tua beliau yaitu, Ibunda Bung Karno, Ida Ayu Nyoman dan ayahanda Bung Karno, Soekarno Sosrodihardjo.

foto: muhammad harits fadhli

0 comments:

Post a Comment